
Duka Darwis yang Dua Anaknya Tewas Tenggelam
Berusaha Tegar, Kini Hanya Tinggal Dua Anak Kembar
SUASANA duka masih amat terlihat di rumah Darwis Maspat, ayah kandung Muhammad Iswar Nugraha Pratama (12) dan Muhammad Ilham Darwansyah (9), dua korban tenggelam di pantai Gelora Patra. Di halaman rumah Idris, ada tenda kecil berwarna orange. Tenda tak hanya untuk urusan perkawinan. Mereka yang berduka juga terkadang memasang tenda untuk tempat berkumpul sanak keluarga dan tetangga yang berdatangan menyampaikan ungkapan duka cita.
Pembicaraan berlangsung santai. Meski masih memendam duka mendalam, namun Darwis dan istrinya masih mau melayani wawancara. Obrolan terhenti ketika kerabat Darwis menerima telepon dari KP3 Semayang, bahwa anaknya sudah ditemukan.
Darwis menuturkan, Rabu pagi itu dia dan istrinya memang pergi keluar rumah untuk mendaftarkan Iswar sekolah. Sekolah yang didatangi adalah MTs Ibnu Khaldun, Muara Rapak. Iswar sudah menyetujui sekolah tersebut, walau sebelumnya dia meminta dimasukkan di SMP 10 Gunung Bakaran.
Sebelum pergi, sekitar pukul 07.30 Wita, Darwis sempat mengobrol dengan Iswar. Dia berpesan ke Iswar supaya diam di rumah dan menjaga dua anaknya. Iswar adalah anak sulung keluarga tersebut. Dia punya tiga adik. Selain dua yang disebut di atas, ada lagi adik paling bungsu yakni Muhammad Ridwan. Nah, Ridwan dan Iwan merupakan saudara kembar. Ridwan kini berada di Makassar, ikut keluarga di
Ketika Darwis dan istrinya, Rinawati, sampai di MTs Ibnu Khaldun, ternyata pendaftaran harus disertai anak yang akan didaftarkan sekolah. Sekolah mengadakan tes mengaji untuk anak yang akan masuk sekolah setingkal SMP tersebut. Karena Darwis tak membawa Iswar, akhirnya dia pulang kembali ke rumahnya. Namun, sesampainya di rumah, dia tak mendapati siapapun di dalam rumah. Padahal sudah dicari kemana-mana.
“Saya kembali ke sekolah. Kasihan, istri saya nunggu lama di
Rupanya, pihak sekolah memberikan dispensasi. Boleh tak membawa anak, asal ada
Di sanalah kabar duka itu datang. Saat Wati, ibu Iswar sedang memfoto copy
“Saya panik, Mas. Langsung saya menuju ke pantai belakang Gelora Patra,” tuturnya.
Wati tak banyak berkisah. Wanita itu sepertinya masih berusaha memendam kesedihan. Matanya juga masih terlihat basah. Sembari menemani mengobrol, Wati sesekali mengangkat telepon dari sanak keluarganya.
Waktu Darwis sedang asyik bercerita, telepon milik keluarga Darwis berbunyi.
“Hallo, siapa ini. Hah, iya..iya.” Telepon ditutup. Keluarga Darwis itu menghirup nafas sejenak, sebelum akhirnya berbicara ke Darwis dan istrinya. “Ilham sudah ditemukan, tadi telepon dari KP3 Semayang,” katanya.
“Alhamdulillah…alhamdulillah.” Istri Darwis sontak menengadahkan tangannya sembari menyebut nama Allah. Pun begitu dengan Darwis. Pria itu beringsut dan mendekati istrinya. Mereka berdua berpegangan tangan, saling memberikan semangat.
Obrolan berhenti, Darwis dan istrinya bersiap menjemput anaknya. Beberapa keluarga yang lain juga bergegas menuju ke tempat ditemukannya mayat Ilham.
“Terima kasih, ya, Mas. Kalau memang nggak ada halangan, saya mau menguburkan dia (Ilham, Red.) sekarang. Kasihan, sudah satu hari lebih,” kata Darwis.
Dua anak Darwis meninggal berbarengan dalam satu hari. Sungguh sebuah pukulan yang amat sangat menyakitkan. Namun, Darwis sekuat tenaga berusaha menyembunyikan kesedihannya. Istrinya pun begitu, berusaha bersabar, meski sedihnya bukan alang kepalang.
Kini, tinggal dua anak kembar Darwis yang tersisa. Yang satu ikut keluarga di
* Berita ini terbit tanggal 4 Juli lalu, tapi waktu itu saya libur, jadi pakai inisial teman, bm-5.
0 komentar:
Post a Comment