Diiringi Lagu Rohani, Tibe Masuk Liang Lahat

Upacara Adat Ditiadakan, Hanya Potong Hewan

BALIKPAPAN – Isak tangis Deborah mewarnai prosesi pelepasan jenazah dari rumah Yunus Tandulau alias Tibe ke pemakanan Kristen di Km 2,5 Jl Soekarno Hatta, Jumat (11/7) siang kemarin. Deborah, ibu kandung Yunus hanya terdiam di samping jenazah Yunus. Matanya basah dan sembab lantaran terus menangis.

Yunus dimakamkan tanpa upacara adat. Keluarga hanya memanggil pendeta Rustam Tommy dari Gereja Bethel Tabernakel. Di rumah Deborah di Jl Banjar RT 08, pelayat dan keluarga Debora hanya menyanyikan lagu-lagu rohani.

Mengenakan pakaian hitam-hitam, Deborah memimpin upacara adat tersebut. Dia khusyuk menyanyikan kidung-kidung di dekat jenazah Tibe. Rumah sederhana Deborah tak sanggup menampung banyaknya pelayat.

Untungnya, rumah Deborah terletak persis di pinggir jalan besar. Jadi, tepat di depan rumahnya di pasang puluhan kursi plastik. Para pelayat duduk di kursi itu sembari menyanyikan lagu-lagu rohani untuk Tibe. Jalan Banjar ditutup sementara mulai pukul 12.00 Wita sampai pukul 13.45 Wita.

Lima belas menit kurang sebelum pukul 14.00 Wita, jenazah diberangkatkan ke pemakaman menggunakan mobil dari Yayasan Kasimo. Belasan motor dan mobil serta angkot mengiringi kepergian jenazah ke pemakaman. Rata-rata pelayat menggunakan baju berwarna hitam, tanda berduka cita.

Ditemui di lokasi pemakaman, Rustam menuturkan, memang tidak ada upacara adat. Hanya ada upacara pelepasan jenazah di rumah duka.

“Kelurganya yang meminta begitu,” tuturnya.

Sejak Rabu lalu, berarti Tibe dimakamkan di rumahnya selama 2 malam 3 hari. Sejak itu, keluarganya dari luar Balikpapan. Tibe disemayamkan selama itu untuk menunggu keluarganya yang berada di luar Balikpapan kumpul.

Keterangan yang berhasil dilansir Post Metro, keluarga Tibe sudah memotong hewan untuk menjamu para pelayat yang berdatangan. Pemotongan hewan, meski tak mengikutkan beberapa rangkaian upacara adat, juga merupakan bentuk penghormatan kepada jenazah.

Lokasi pemakaman Tibe terletak di pinggir jalan. Dari ujung jalan masuk ke lokasi pemakaman, hanya sekitar 150 meter lebih di sebelah kanan jalan. Ketika dimakamkan, puluhan orang sanak saudaranya berkumpul di sisi kuburan untuk melihatnya. Ada beberapa karangan bunga duka cita. Karangan bunga dari Pemkot Balikpapan tampak diletakkan di sisi makam.

Prosesi yang paling mengharukan adalah ketika tanah liang lahat sudah selesai diuruk. Setelah semua karangan bunga diletakkan bersisian di sebelah kiri dan kanan makam, air bunga yang sudah dibawa disiramkan.

Orang pertama yang menyiramkan air bunga adalah Deborah. Ibu kandung tibe tak bisa menahan tangisnya. Wanita yang sebagian rambutnya sudah memutih itu menyiram bunga sembari sesengukan. Botol air mineral yang digunakan untuk menyiram makam sampai nyaris jatuh lantaran Deborah tak mampu menahan tangisnya yang pecah.

Keluarga yang lain langsung berdatangan menenangkan wanita tersebut. Setelah Deborah selesai menyiram air bunga, kerabat yang lain bergiliran. Mereka berdiri dan membentuk lingkaran di sisi makam lalu menyiram secara bergantian. Ketika prosesi itu terjadi, semua yang ada di kompleks pekuburan tak ada yang mengeluarkan suara sama sekali.

Yoseph Patasik, kakak kandung Tibe menuturkan, keluarga memang tak melakukan upacara adat pemakaman. Tibe dimakamkan hanya dengan upacara pelepasan jenazah biasa.

“Sulit, Mas. Kalau menuruti adat, prosesinya banyak sekali. Keluarga tak mampu. Jadi, hanya dengan upacara pelepasan biasa saja,” kata pria berkacamata itu.

Yoseph menuturkan, meski tampak selalu menangis, namun ibunya biasa saja. Sedih, ya, sedih. Tapi, tak terlalu shock. “Semua sudah merelakan. Sudah diatur begitu,” tutur kakak tertua dari keluarga Deborah. Deborah adalah orang tua tunggal Yoseph dan adik-adiknya. Ayah kandung mereka, Tasik sudah meninggal beberapa tahun silam.

Yoseph menceritakan, adiknya itu pernah bekerja di sebuah perusahaan pertukangan di Sulawesi. Selepas keluar dari perusahaan itu, Yunus pernah juga bekerja sebagai tukang.

“Dia kan pintar menukang. Pintar juga mengukir, jadi, enak nyari kerjaan,” tuturnya.

Tentang kenapa penyebab Yunus stres, Yoseph mengaku dia tak tahu pasti. Menurutnya, stres adiknya itu datang tiba-tiba. Kurang lebih setahun yang lalu. Semenjak itu, Yunus berhenti sebagai tukang.

“Dia lebih banyak diam dan mengurung diri,” kata mantan tukang las itu.

Untuk mengingatkan, Yunus Tandulau alias Tibe adalah warga Banjar RT 08 Jl, Gunung Sari Ilir. Dia tewas pada banjir besar yang melumpuhkan Balikpapan Rabu (9/7) lalu. Tibe loncat ke parit besar di belakang rumahnya. Saat itu, parit yang diloncati Tibe arusnya sedang deras karena luapan air banjir. Begitu tubuh lajang 39 tahun itu menyentuh parit, air bah berwarna kekuningan yang berarus deras langsung menggulungnya. Mayatnya ditemukan di Jembatan Mariati, satu jam kemudian.

Peristiwa nahas itu terjadi sekitar pukul 08.30 Wita. Menurut keterangan keluarganya, semula Tibe bermain-main di belakang rumahnya yang terendam banjir. Saat dia sedang bermain, keluarganya yang lain sibuk membersihkan rumah.

Tak jelas sebabnya, Tibe lantas meloncat ke parit yang berarus deras. Beberapa warga yang melihatnya langsung berteriak histeris. Keluarga Tibe sempat mengejar mengikuti Jl Banjar sampai ke Jembatan Mariati. Tapi, nyawa Tibe tak berhasil diselamatkan. (qra)

Diposting oleh ikram (qra) Label:

0 komentar:

Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates