Buruh Pelabuhan Tewas Dibunuh

Ditemukan di Bawah Jembatan, Kepala Dibacok

BALIKPAPAN – Kota Beriman berdarah lagi. Kasus pembunuhan kembali mengguncang. Kali ini korbannya adalah Ali Arifin (27), warga belakang Toko Utama Jl Mekar Sari RT 19 No 32. Dia dibunuh usai pesta miras bersama teman-temannya di Prapatan. Mayat Ali Arifin ditemukan di bawah jembatan, seberang rumah Panglima Kodam VI Tanjungpura dengan kondisi mengenaskan.

Tubuhnya penuh luka memar. Tengkuknya robek besar, bahkan kulit tengkuknya yang ditutupi rambut terkelupas. Luka robeknya sedalam setengah telunjuk orang dewasa dan memperlihatkan tengkoraknya. Selain itu, ada lagi luka di bagian atas kepala. Kemungkinan, dua luka mematikan di kepala itu akibat sabetan benda tajam. Kakinya juga patah, kemungkinan besar karena terkena benda tumpul.

Ketika ditemukan, mayat Ali Arifin tak mengenakan baju. Dia menggunakan celana jeans berwarna hitam. Di salah satu kantongnya, ada uang Rp 50 ribu.

Mayat Ali—panggilan akrab Ali Arifin—pertama kali ditemukan oleh petugas ajudan jenderal (Ajen) Kodam VI Tanjungpura. Dia ditemukan sekitar pukul 06.00 Wita. Petugas Ajen tersebut sedang bertugas pagi itu. Ketika berjalan-jalan di depan kantor dia melihat sesuatu yang mirip sesosok tubuh. Ketika didekati, ternyata itu adalah mayat. Temuan itu kontan saja menggegerkan seisi kantor Ajen. Mereka langsung mengontak Polresta Balikpapan untuk mengabarkan temuan itu.

Tak lama kemudian, petugas polisi datang ke TKP. Mayat pria itu dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda Kaltim untuk diperiksa lebih lanjut. Hasil pemeriksaan polisi, mayat tersebut adalah korban pembunuhan. Kesimpulan itu setelah melihat bekas-bekas luka di tubuh mayat.

Polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap temuan mayat tersebut. Siang kemarin, pemeriksaan dilakukan terhadap beberapa orang yang terakhir kali bersama dengan Ali. Mereka yang diperiksa itu adalah orang-orang yang terlibat pesta miras dengan Ali, Selasa (27/5) lalu di Prapatan.

Belum jelas apa hasil pemeriksaan tersebut. Polisi tak mau memberikan kesimpulan dengan alasan masih dalam pengembangan. Tetapi, menurut informasi yang diterima Post Metro, sudah ada satu orang yang dicurigai sebagai pelaku pembunuhan.

“Kami masih kembangkan kasusnya. Belum bisa dibeber sekarang,” kata Kasatreskrim AKP Dedy Murti Haryadi.

Dedy melanjutkan, menurut pemeriksaan sementara, Ali keluar dari rumah pada Selasa pagi sekira pukul 08.00 Wita. Rencananya pria itu akan bekerja di Pelabuhan Semayang. Sehari-harinya, Ali adalah buruh kasar di pelabuhan tersebut. Informasi yang didapatkan polisi, usai bekerja, ada undangan ke rumah temannya di Prapatan.

“Pulang dari kerja dia singgah ke tempat temannya itu. Masih dikembangkan apa saja yang mereka lakukan di sana (Prapatan, Red), tapi keterangan sementara, mereka menggelar pesta minuman keras,” tutur ayah dua orang anak itu.

Identifikasi polisi, Ali tewas sekitar pukul 24.00 Wita, atau beberapa jam kemudian. Dugaan itu berdasarkan keterangan saksi tentang waktu pesta miras dimulai. “Malam tadi (kemarin malam) ‘kan hujan deras. Kemungkinan besar dia dieksekusi ketika hujan deras itu dan mayatnya dibuang di parit kecil,” Dedy lagi.

TAK PULANG KE RUMAH

Ali pamit dari rumahnya pagi hari sekitar pukul 08.00 Wita. Sehari-hari, Ali memang bekerja di pelabuhan sebagai buruh kasar. Di rumahnya, Ali tinggal bersama adik-adik dan ibunya. Menurut salah satu adik kandungnya, tidak ada kejadian apapun yang janggal ketika Ali meninggalkan rumah.

“Dia pamit biasa, katanya mau ke tempat kerja,” kata Yani, adik kandung Ali ketika ditemui di RS Bhayangkara Polda Kaltim.

Tetapi, yang membuat Yani heran, kakaknya itu tak pulang ke rumah sore harinya. Biasanya, Ali selalu pulang ke rumah pada sore hari. Tapi, pada Selasa itu, Ali tak juga muncul ke rumahnya.

“Yah, dia memang sering tak pulang. Tapi, ndak biasanya sampai bermalam di luar,” kata Yani lagi.

Nah, pagi harinya, keesokan harinya, Yani mendengar ada temuan mayat. Dia dan seorang kakak laki-lakinya yang lain langsung mencari informasi, setelah dilihat, ternyata benar itu adalah jenazah Ali, kakaknya. (qra/bai/bm-5)

Diposting oleh ikram (qra) Label:
Melihat Pencoblosan Pilgub di Kandang Heru Bambang
Datang Dielukan, Masuk TPS dari Pintu Keluar

Ikram al Qodrie

RAKYAT Kaltim memilih. Untuk kali pertama, pasangan gubernur dan wakil gubernur dipilih secara langsung oleh rakyat. Heru Bambang adalah satu-satunya calon wakil gubernur yang berasal dari Balikpapan. Bagaimana pelaksanaan pemilihan umum di tempat pemungutan suara (TPS) dekat rumah Heru Bambang berlangsung. Bagaimana antusiasnya warga di sekitar TPS Heru Bambang yang memberikan dukungannya bagi wakil dari kampung mereka itu.

Siang itu terik sekali. Jarum jam sudah menunjukkan angka 10.00 Wita, tapi belum juga ada tanda-tanda tamu kehormatan di TPS No 029 Perumahan Pemda Balikpapan Gunung Samarinda itu akan datang. Semakin lama, wartawan yang datang semakin banyak. Mereka berkumpul di belakang tenda TPS.

Tamu kehormatan yang ditunggu adalah Heru—panggilan akrab Heru Bambang. Dia adalah calon wakil gubernur, berpasangan dengan Nusyirwan Ismail. Mereka berdua merupakan pasangan nomor urut dua. Dia dan Nusyirwan diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Partai ini dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri anak kandung Ir Soekarno, Presiden RI ke-1.

Setelah cukup lama menunggu, akhirnya sekitar pukul 10.22 Wita, Heru keluar dari rumahnya. Dia ditemani istrinya, Ida Muliani serta seorang anak perempuannya. Mengenakan stelan batik berwarna coklat dipadu celana kain hitam, Heru tampak serasi dengan istrinya yang menggunakan baju terusan berwarna krem dipadu jilbab berwarna coklat muda dan anaknya yang juga menggunakan baju bermotif batik.

Sepuluh orang lebih wartawan yang sudah menunggunya sejak pagi langsung mengejar. Juru foto berebut mengambil momen terbaik. Mulai dari ketika Heru akan memasuki TPS, berjalan ke panitia pendaftaran, mengambil surat suara dan bahkan sampai dia memasukkan surat suara ke dalam kotak suara.

Selain para wartawan, banyak juga para pejabat yang sudah menunggu Heru Bambang. Mereka adalah Sa’bani Plt Sekkot Balikpapan, Kadarsyah Kadishub, Sahrumsyah Setia Kepala Bapedalda, Suryo H Sarmo Kadisnaker dan beberapa pejabat lainnya. Mereka langsung bertepuk tangan. Ada juga yang langsung bertasbih menyebut Allahuakbar. Ramai nian sambutan untuk tamu kehormatan TPS No 029 itu.

Tapi tunggu dulu, ada yang salah dengan cara masuk Heru ke dalam TPS. Entah sengaja atau tidak, Heru masuk ke dalam TPS bukan dari tempat yang diperkenankan untuk masuk. Dia masuk ke dalam TPS dari pintu keluar. Pintu keluar itu digunakan untuk pemilih yang sudah selesai menggunakan hak pilih dan hendak meninggalkan TPS. Ada tulisan yang menunjukkan pintu masuk dan pintu keluar.

“Saya grogi, banyak betul wartawan yang nungguin,” katanya, ketika ditanya.

Terlepas dari salah pintu masuk atau tidak, siang itu Heru tampak tenang sekali. Langkah dia ketika berjalan memasuki pintu TPS santai sekali. Sesekali dia berhenti untuk memberikan kesempatan kepada juru foto yang akan mengabadikan gambarnya. Pun begitu dengan istrinya.
Heru mengatakan, dia melakukan cukup persiapan sebelum melakukan pemungutan suara. Malam hari sebelum pencoblosan, dia melakukan salat. “Saya tak ambisius. Kalah atau menang, yang penting sudah melalui prosedur,” katanya.

Usai melakukan pemungutan suara, Heru tak langsung pulang ke rumahnya. Dia menyantap soto ayam yang sudah disiapkan oleh para ibu-ibu yang tinggal di sekitar TPS tersebut. Ketika bersantap, beberapa pejabat dari Pemkot Balikpapan yang juga tinggal di sekitar TPS datang berkumpul di dekatnya. Heru berada di TPS itu sampai pukul 12.00 Wita. Ketika waktu salat Dzuhur masuk, dia menyempatkan salat di masjid yang hanya berjarak beberapa langkah dari TPS.

selesai salat, Heru mengajak beberapa pejabat Pemkot Balikpapan itu ke rumahnya. Di sana, ada makanan yang sudah disusun secara prasmanan. Sambil makan, Heru mengajak beberapa pejabat Pemkot Balikpapan menonton televisi di ruang tengah rumahnya.

Sekitar pukul 13.00 Wita, ketika makan siang di rumah Heru Bambang selesai, orang-orang di rumah Heru beralih menuju ke TPS. Heru sendiri memilih menunggu hasil penghitungan dari rumahnya. Penghitungan suara akan dilakukan. Ketika penghitungan suara dilakukan, orang berkumpul di dalam tenda. Tenda kecil itu menjadi sesak. Ketika kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) membuka surat suara dan yang terlihat adalah coblosan pada nomor urut dua, warga di sana langsung mengelukannya.

Heru Bambang menang telak di rumahnya. Tapi, hasil quick count (penghitungan cepat, Red) di seluruh Kaltim mendudukkan Nusyirwan Ismail dan Heru Bambang pada urutan keempat. Dukungan kepada mereka hanya 19 persen lebih. “Kalau kalah, saya hanya menunggu kebijakan wali kota (Imdaad Hamid SE, Red) apakah masih akan menggunakan saya lagi sebagai Sekda,” imbuhnya. (*)




Diposting oleh ikram (qra) Label:

Penjual VCD Porno Ditangkap Berkedok Rental, Ratusan Kaset Diamankan

BALIKPAPAN – Aparat Polsekta Balikpapan Barat berhasil membekuk penjual VCD porno berkedok rental. Yudi Chandra ditangkap di tempat penyewaan VCD miliknya di Jl Indrakila, Balikpapan Utara. Dari rentalnya polisi mengamankan 720 kaset VCD porno. Yudi sendiri bukan warga Indrakila, dia tinggal di Inpres 3 RT 36 Balikpapan Utara.

Di Balikpapan Yudi merupakan tangan kedua. Barang miliknya berasal dari Samarinda. Yudi mengaku, dia baru memulai bisnis penjualan kaset porno itu sekitar beberapa bulan silam. Persisnya, pria berumur 31 tahun itu tak ingat.

“Mulanya saya menyewakan VCD film biasa. Lalu ada teman menawarkan bisnis jual beli film porno. Ini merupakan pengiriman kedua,” katanya ketika ditemui di ruangan pemeriksaan Polsekta Barat.

Polisi melakukan penggerebekan sekitar pukul 20.30 Wita. Berawal dari informasi warga yang mengatakan ada aktivitas jual beli film porni di rental VCD milik Yudi. Beberapa anggota reskrim lalu datang untuk memastikan. Ternyata benar, setelah dilakukan penggeledahan, ternyata ditemukan banyak sekali VCD blue film (BF) dari kardus yang disembunyikan oleh Yudi. Kardus besar itu sampai penuh terisi film porno. Film pornonya bermacam-macam. Tapi kebanyakan berasal dari luar negeri. Yudi tak menjelaskan bagaimana kualitas kasetnya itu.

Kepada polisi Yudi menuturkan, sekali pengiriman dari Samarinda, dia mendapatkan jatah 2.000 kaset porno. Kaset itu dia jual seharga Rp 7 ribu. Namun, dia membeli dari agennya di Samarinda seharga Rp 5 ribu per kaset. “Untungnya Rp 2 ribu per kaset, Mas,” katanya.

Ketika melakukan penggerebekan di rental milik Yudi, polisi juga menahan seorang pria gondrong yang merupakan pembeli setia kaset porno Yudi. Pria itu bernama Zainuddin. Dia juga ikut diamankan polisi. Kepada polisi, Zainuddin mengaku dia merupakan pendatang dari Madura, Jawa Timur. Dia baru dua bulan berada di Balikpapan. “Saya dari Madura, lalu merantau ke Samarinda. Sekarang pindah ke Balikpapan,” katanya.

Zainuddin bukan pembeli biasa. Sekali membeli, dia langsung borongan 20 kaset. Kaset itu lalu dia jual lagi. Dari Yudi, Zainuddin mendapat potongan harga Rp 500. Jadi, Zainuddin membeli kaset Rp 6.500 dan menjualnya lagi Rp 10 ribu. “Saya belum punya pekerjaan tetap, Mas. Makanya jual kaset beginian saja,” katanya ringan.

Kapolsekta Barat AKP Sebpril Sesa ketika dikonfirmasi Post Metro menuturkan, terbongkarnya penjualan VCD porno berkedok rental itu berkat informasi warga. Anggotanya yang mendapatkan informasi itu langsung bergerak cepat.

“Tak ada perlawanan. Ketika anggota kami datang, pintu rental tertutup. Anggota saya mengetok-ngetok beberapa kali. Lalu dibukakan oleh Zainuddin. Setelah diperiksa, ditemukanlah ratusan VCD porno itu,” tuturnya.

Tempat Yudi menjual kasetnya sungguh di luar dugaan polisi. Sebpril menuturkan, rental penyewaan kaset itu tak memiliki nama. Tempatnya kecil dan sumpek. Di dalam rental, ada cukup banyak kaset film dipajang. Tapi, jangan harap menemukan kaset porno yang terpajang. Yudi menyembunyikan ratusan kasetnya di dalam kardus besar.

Sebpril menambahkan, untuk selanjutnya, Yudi dan Zainuddin akan dikenakan pasal 282 tentang kejahatan terhadap kesusilaan. “Ancamannya satu tahun enam bulan,” imbuh Sebpril. (qra)

Diposting oleh ikram (qra) Label:

Nobar Gedung Biru Serasa di Moskow

TAK dapat tiket pertandingan Final Liga Champion di Moskow? Jangan khawatir, ada cara baru mengganti keinginan yang rasanya mustahil bagi mereka yang kantongnya cekak. Nonton bareng bersama Kaltim Post di Gedung Biru Kamis (22/5) dinihari kemarin sepertinya cukup ampuh mengurangi kekecewaan penggemar MU dan Chelsea yang ingin menyaksikan langsung pertandingan spektakuler itu. Atmosfirnya pun tak kalah seperti ketika menyaksikan pertandingan secara langsung.

Ditemani kopi susu yang disediakan gratis oleh panitia. Penonton dijamin kuat begadang sampai pagi. Gerai indomi instan juga tersedia. Jadi, tak ada alasan takut kelaparan, meski berada cukup jauh dari rumah. Layar super besar yang dipasang panitia juga amat membantu menikmati aksi demi aksi para bintang yang berlaga di final.

Suasana ramai sudah terasa sekitar pukul 01.00 Wita dinihari. Penggemar MU dan Chelsea sudah mulai berdatangan baik sendiri-sendiri maupun berkelompok. Mereka didudukkan di halaman parkir yang lumayan luas. Diberi alas dari kertas koran yang belum tercetak.

Tepat pukul 02.45 Wita, ketika pertandingan akbar antarklub di Eropa itu dimulai, suasana meriah mulai terasa. Celetukan demi celetukan terdengar bergantian. Bila gawang MU terancam, pendukung Chelsea akan berteriak mengejek. Pun demikian sebaliknya. Bila Peter Chech harus berakrobat menyelamatkan gawangnya, maka pendukung MU akan mengeluarkan kalimat cemoohan dan atau menyemangati pemain MU, meski sudah pasti tak akan didengar oleh pemain yang diberi semangat.

Dan, bom terjadi ketika Christiano Ronaldo mengangkangi Peter Chech melalui sundulan mautnya. Pendukung MU meledak. Mereka melompat kegirangan. Hal sebaliknya terjadi pada pendukung Chelsea. Kepala mereka tertunduk. Tak sanggup melontarkan sepatah katapun.

Tapi, tawa pendukung MU tak terlalu lama terdengar. Ketika Frank Lampard yang melakukan pergerakan tanpa bola di kotak terlarang MU berhasil menyentil bola liar ke dalam gawang Van Der Sar, maka ledakan kedua pun terjadi. Pendukung Chelsea berteriak bak orang kesetanan.

Situasi selanjutnya berjalan tenang. Tak ada ledakan yang terjadi. Pendukung MU dan Chelsea hanya sesekali berteriak atau menghela nafas ketika gawang mereka terancam atau ketika ada peluang terjadi.

Semakin pagi, suasana bukannya bertambah sepi. Ketika pertandingan harus dilanjutkan dengan adu penalti, maka semua yang menonton pertandingan berdiri. Setiap sang pemain berhasil melesakkan bola ke dalam gawang, suasana berubah ricuh. Baju dan aksesoris kesebelasan yang dibawa dari rumah diputar-putar di udara. Pesta kericuhan baru berakhir ketika Nicolas Anelka yang menjadi penendang bagi Chelsea gagal mengecoh Van Der Sar. Bolanya yang mengarah ke gawang sebelah kanan berhasil terbaca. Itulah ledakan terakhir dan paling meriah. Pendukung MU berpesta dan fans Chelsea menangis. (qra)

Diposting oleh ikram (qra) Label:

Kaltim Kehilangan Listrik 7 MW
Akibat Terbakarnya 4 Genset di PLTD Batakan

BALIKPAPAN – General Manager PT PLN Wilayah Kaltim Ahmad Siang, kemarin siang langsung menggelar konferensi pers untuk menjelaskan musibah terbakarnya empat generator set (genset) di Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Batakan Manggar yang terjadi Rabu (21/5) dinihari kemarin. Dia mengumpulkan wartawan di kantor PLTD Batakan. Selama satu jam lebih dia memberikan paparan tentang kondisi kelistrikan di Balikpapan, sebelum dan sesudah tragedi terbakarnya mesin genset itu.

Menurut Ahmad Siang, akibat kebakaran tersebut, aliran listrik yang tergabung di Sistem Mahakam kehilangan listrik sebesar 7 Megawatt (MW) atau sekitar 4 persen dari daya mampu Sistem Mahakam.

Kehilangan daya itu diambil dari kapasitas listrik yang dihasilkan empat genset yang terbakar. Sebenarnya, satu genset yang terbakar itu bisa bertenaga 6 MW. Tetapi, karena usianya yang sudah 20 tahun lebih, kemampuannya berkurang sampai 50 persen lebih sehingga satu mesin hanya mampu menghasilkan sumber listrik sebesar 3 MW.

“Satu genset (yang terbakar, Red) hanya menghasilkan daya 3 MW bahkan kurang,” kata Ahmad yang didampingi jajaran PLN Wilayah Kaltim.

Sistem Mahakam adalah sistem interkoneksi listrik di wilayah Kaltim yang melibatkan 3 daerah yakni Samarinda, Balikpapan dan Kutai Kartanegara. Sistem Mahakam mampu menghasilkan listrik sebesar 165 MW. Sementara, beban puncak penggunakaan listrik di Sistem Mahakam adalah 196 MW. Jadi, Sistem Mahakam kekurangan daya sebesar 30 MW. Untuk menutupi kekurangan daya itu, pasokan listrik ke tiga wilayah yang terkoneksi ke Sistem Mahakam dikurangi. Nah, khusus untuk Balikpapan daya yang dikurangi sebesar 14,4 MW, itulah yang menyebabkan hampir setiap malam kota ini dan 2 kota lain yang terkoneksi ke Sistem Mahakam mengalami pemadaman bergilir. Kurangnya daya itu belum lagi ditambah hilangnya 7 MW dari PLTD Batakan yang terbakar.

Nah, bila berbicara Balikpapan, daya terpasang di kota ini hanyalah 40 MW. Padahal, beban puncak penggunaan listrik lebih dari 62 MW. Sementara, pasokan dari Sistem Mahakam hanya 15 MW. Jadi, Kota Minyak ini kekurangan daya listrik sebanyak 35 MW. Itu belum ditambah dengan daftar tunggu yang mencapai 80 MW.

Di PLTD Batakan sendiri ada beberapa genset yakni milik PLN sebanyak 6 unit (empat terbakar, Red), 8 unit milik Pemkot Balikpapan dan 32 unit mesin milik Kaltimex. Tak dijelaskan berapa daya yang dihasilkan semua mesin itu. Tetapi, sebanyak 46 mesin itu, PLTD Batakan hanya menghasilkan 9 MW listrik dan langsung terkoneksi ke Sistem Mahakam.

Ketika kebakaran terjadi, dari enam unit genset milik PLN, hanya dua yang beroperasi. Sementara, mesin milik Pemkot Balikpapan dan Kaltimex juga hanya dioperasikan sebagian saja.

“Musibah kebakaran itu membuat semua mesin yang ada di PLTD Batakan dioperasikan semua sejak pukul 15.00 Wita, (siang kemarin),” kata Siang.

Menurut Ahmad Siang, umur genset yang sudah tua ikut mempengaruhi produksi energi. Rata-rata mesin di PLTD Batakan berumur 20 tahun lebih. Padahal, optimalnya sebuah mesin genset bisa maksimal bekerja hanya 15 tahun bekerja.

“Satu genset bisa menghabiskan solar sebanyak 1 ton selama 1 jam. Semakin tua, genset itu semakin boros menggunakan bahan bakar,” katanya.

Disinggung soal pengaruh terbakarnya empat genset itu dengan pelaksanaan Pilgub dan PON XVII nanti, Ahmad Siang mengungkapkan, dirinya berusaha untuk all out dan optimistis Kaltim bisa melewati dua agenda nasional itu tanpa kendala, khususnya soal listrik.

“Sekarang ini, yang kami butuhkan adalah kerja keras polisi untuk melakukan penyelidikan terkait penyebab kebakaran,” tuturnya.

Selain Ahmad Siang, turut hadir pula beberapa pejabat PT PLN Kaltim yakni Manager Bidang Teknis Ambara, Mulawarman Manager Sektor Krishna, Manager PLTD Batakan Dwi Warsono, Manager Bidang Perencanaan Krisna S, Manager Bidang SDM Rantau Liling, Manager Bidang Niaga Erfit Meizon. (qra/my)

Diposting oleh ikram (qra) Label:
Keluarga Tamyis setelah Kabar Dibawa Kabur Genderuwo Sibuk Gelar Tahlilan, Sisakan Pertanyaan Besar LISTRIK padam lagi. Malam itu, hampir sebagian Kota Minyak dibungkus kegelapan. Di salah satu rumah di dekat pemotongan sapi, terlihat banyak orang bergerombol. Mereka mengenakan baju koko berlengan panjang dan pendek. Ada juga yang berbatik. Semuanya tampak rapi duduk berderet di ruang tamu rumah bercat krem itu. Ikram al Qodrie Selasa (20/5) malam itu merupakan hari keempat tahlilan Tamyis, warga Indrakila yang tewas di kubangan lumpur, Kampung Timur. Tahlilan digelar di rumah yang salah satu kamarnya disewa oleh Tamyis dan istrinya. Banyak tetangga berdatangan. Mubasaroh, istri Tamyis sibuk memasak di dapur. Sementara Imam, anak pertama Tamyis berdiri di depan rumah menyambut tetangga yang datang untuk mengikuti tahlilan. Karena lampu sedang mati. Tahlilan hari itu tak disertai pembacaan surah Yasin. Tetapi langsung meloncat, membacakan doa selamat untuk Tamyis. Hidangan untuk para peserta tahlilan adalah nasi goreng, kerupuk lengkap dengan telur mata sapi. Imam tampak serius membaca doa selamat untuk ayahnya. Tahlilan malam itu tak berlangsung lama. Kurang lebih setengah jam atau sekira pukul 21.00 Wita, selesailah acara. Setelah makan-makan, para tamu pulang. Di ruang tamu, tempat tahlilan dilakukan, hanya tersisa Imam, Mubasaroh dan beberapa orang yang ikut menyewa kamar di rumah itu. Mengenakan baju kaos berwarna paduan kuning dan putih, wajah Mubasaroh tampak lelah sekali malam itu. Meskipun begitu, dia masih mau menyempatkan waktu berbicara dengan wartawan yang sudah setengah jam menunggunya. Mubasaroh kini terlihat lebih cerah dibanding hari pertama saat mayat suaminya ditemukan. Dia juga sudah bisa diajak ngobrol tentang suaminya. Menurut Mubasaroh, suaminya itu sudah dua minggu sakit. Sebelum ditemukan tewas, suaminya itu memang terlihat seperti orang kebingungan. Tak tahu penyebabnya apa. Tapi, dia melihat perbedaan yang mencolok pada suaminya. “Bapak lebih pendiam, jarang ngomong dengan saya dan Imam,” katanya. Karena sakitnya itu, Tamyis sudah tak pernah pergi ke pasar untuk berbelanja keperluan jualan. Seminggu sebelum ditemukan tewas, praktis Tamyis hanya berada di dalam kamar sewaan. Salat dan duduk merenung dua hal yang paling sering dilakukannya. Imam, anak sulung Tamyis juga merasakan hal yang sama. Dirinya melihat perbedaan pada bapaknya, selama berada di Balikpapan. Imam baru dua minggu lebih berada di Balikpapan. “Saya datang waktu dikabari bapak sakit,” katanya. Selama dua minggu di Balikpapan, Tamyis melihat bapaknya itu jarang ngomong dan tak seceria dulu. “Bapak memang pendiam. Tapi, kalau dengan orang yang dikenalnya sering ngobrol,” kenangnya. Imam menceritakan, dia sepenuhnya sudah ikhlas dengan apa yang terjadi dengan bapaknya. Tentang kematian bapaknya di kubangan lumpur, dia juga sudah ikhlas. Tapi, sampai sekarang masih ada satu pertanyaan yang mengganjal di hatinya. “Bapak di mana saja selama satu minggu menghilang itu. Sebagai manusia beragama, saya tak bisa percaya kalau bapak disembunyikan makhluk halus atau genderuwo,” tuturnya. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Mubasaroh. Wanita itu mengaku dirinya sudah ikhlas dengan kematian suaminya. Meski sampai kini dia belum bisa berjualan karena trauma, tapi keadaannya sudah lebih baik ketimbang hari-hari pertama ketika suaminya ditemukan meninggal. “Sudah tak ada masalah. Saya sudah bisa menerima semuanya,” imbuhnya. Tamyis adalah pria pendatang asal Jawa Timur. Dia dan istrinya baru setengah tahun tinggal di Jl Indrakila RT 31 Balikpapan Utara. Pria itu ditemukan telah menjadi mayat pada Sabtu (17/5) lalu di kubangan sapi, tak jauh dari tempat dia tinggalnya. Sebelum ditemukan telah menjadi mayat, Tamyis dinyatakan hilang selama satu minggu lebih. Menurut Mubasaroh, suaminya itu hilang pada hari Minggu (11/5) lalu sekira pukul 15.00 Wita. Waktu itu, Imam anak sulungnya datang ke tempat Mubasaroh berjualan. Imam datang untuk menyuruh ibunya salat Dzuhur. Waktu Mubasaroh pulang ke rumah, suaminya itu sudah tak ada lagi di rumah. Dicari ke sekeliling rumah juga tak ada. Padahal, ketika Imam keluar rumah untuk menemui ibunya, Tamyis masih ada di dalam kamar. Jarak tempat tinggal keluarga Tamyis dengan warung hanya sekitar 100 meter lebih. “Saya tanya ke tetangga, tapi bapak sudah ndak ada,” katanya, lirih. (*)
Diposting oleh ikram (qra) Label:
Polda Kaltim Obok-obok Red Square
Temukan 3 Ineks, 42 Pengunjung Tes Urine

BALIKPAPAN – Polda Kaltim sedang giat-giatnya melakukan razia anti narkoba. Setelah ‘mengobok-obok’ Rumah Tahanan Negara dan Lembaga Pemasyarakatan, jajaran Ditnarkoba Polda Kaltim mengalihkan kegiatannya ke tempat hiburan malam (THM). Minggu (18/5) dini hari kemarin, giliran diskotik Red Square di Gunung Malang yang didatangi oleh 50 lebih personel Ditnarkoba Polda Kaltim dan Badan Narkotika Provinsi (BNK) Kaltim serta Polresta Balikpapan.

Dari dalam diskotik, polisi membawa 42 pria dan wanita masing-masing 25 pria dan sisanya wanita. Sebanyak 42 orang itu merupakan pengunjung dan ada juga pekerja diskotik. Mereka langsung diangkut ke dalam truk besar yang dibawa dalam kegiatan razia tersebut. Razia dimulai sekitar pukul 24.00 Wita. Hanya satu diskotik yang disambangi malam itu. Tapi hasilnya lumayan bagus. Polisi mendapatkan 3 butir ineks di sofa diskotik dan di lantai.

Belum diketahui siapa pemilik barang haram itu. Dua ineks yang ditemukan polisi berwarna merah muda dan bergambar laba-laba. Sedangkan satunya lagi berwarna putih dan sudah bekas dicuil. Polisi mengamankan 5 orang yang berada di dekat 3 butir ineks itu untuk dijadikan saksi.

Kegiatan yang digagas untuk memperingati Hari Anti Narkotika Internasional, 26 Juni mendatang, itu benar-benar memakan waktu. Polisi mengambil cairan urine (air seni, Red) sebanyak 42 orang tersebut. Tak hanya melakukan tes urine, polisi juga melakukan pendataan. Nama, alamat dan pekerjaan dicatat di sebuah kertas yang diberi nomor, sama dengan nomor tempat penyimpanan urine mereka.

Jalannya pendataan dan tes urine itu memakan waktu satu jam lebih. Semua pengunjung yang terjaring dikumpulkan di halaman parkir Mapolda lama Jl Wiluyo Puspoyudo. Tes urine dimulai sejak pukul 01.00 Wita dan baru berakhir sekitar pukul 02.35 Wita.

Ada dokter dari BNP Kaltim yang dilibatkan dalam kegiatan tersebut. Dia yang mengawasi jalannya pengambilan tes urine dan juga ikut melakukan pendataan. Lima orang yang dijadikan saksi 3 butir ineks juga diambil urinenya, tetapi secara terpisah. Lima orang itu juga ditempatkan terpisah. Mereka dikumpulkan di salah satu ruangan pemeriksaan. Ketika yang lainnya pulang, lima orang itu masih berada di ruang pemeriksaan itu.

“Kegiatan ini bukan direkayasa. Kami melibatkan BNP untuk bersama-sama melakukan kegiatan,” kata Direktur Narkoba Polda Kaltim Kombes Pol Nasib Simbolon.

Simbolon menyebutkan, selama ini yang menjadi kantong-kantong peredaran narkoba adalah Rutan, LP dan tempat hiburan. Menurutnya, apa yang dia katakan itu bukan tanpa sebab. “Kami menemukan setiap bukti dalam kegiatan di tiga tempat itu,” tuturnya. Untuk diketahui, dalam kegiatan di Rutan Balikpapan dan Lapas Samarinda, Ditnarkoba memang menemukan ada peredaran narkoba. Polisi bahkan mengamankan narkoba dan handphone di dalam kamar tahanan.

Hasil tes urine tak bisa langsung didapatkan. Polisi hanya mengambil sample dan melakukan pendataan. Hasilnya akan keluar beberapa hari lagi. Simbolon tak menjelaskan kapan hasil tes urine bisa keluar. Tapi, katanya, bila ada hasil tes urine yang positif, maka dia akan melakukan pemanggilan dan bertindak sesuai peraturan.

“Semua urine ini akan kami bawa ke laboratorium untuk diperiksa. Kalau ada yang hasilnya positif, pemilik urine akan kami panggil,” imbuhnya.

Sebelum dipulangkan, Simbolon mengumpulkan semua yang terjaring razia. Dia menceritakan bahwa apa yang dilakukannya adalah untuk memutus jaringan narkoba di Balikpapan dan Kaltim, umumnya. Dia ingin dukungan dari semuanya. “Kami tak melarang kegiatan kalian di diskotik. Yang kami larang adalah peredaran narkobanya,” kata Simbolon, sebelum mempersilahkan pengunjung diskotik itu pulang. (qra/bai)

Diposting oleh ikram (qra) Label:

Anak Empat Tak Sekolah, Tinggal Berpencar
La Piatu, Warga Balikpapan yang Dibunuh di Samarinda


KASUS pembunuhan La Piatu seolah tak berbekas lagi di rumahnya di Jl PDAM RT 32 Km 8 Soekarno Hatta. Keluarga La Piatu sudah melanjutkan aktivitasnya masing-masing. Orangtuanya juga telah pulang kembali ke rumahnya di perkampungan Buton Jl MT Haryono, dekat Pasal Buton. Minggu (18/5) lalu, jenazah La Piatu dimakamkan di pemakaman umum Km 8.

Ikram al Qodrie

Post Metro bertandang ke rumah La Piatu sore kemarin. Dari Jl PDAM, rumah La Piatu cukup jauh masuk ke dalam, sekitar 1 km lebih. Dari pinggir jalan pun, rumahnya masih masuk lagi ke dalam sekira 30 meter. Di rumah itu, sejak bercerai dengan istrinya, La Piatu hanya tinggal sendirian. Empat anaknya (satu meninggal) tinggal terpisah-pisah. Satu ikut dengan mertua, satu dengan mantan istrinya, satu pesantren di Km 8 Jl Soekarno Hatta dan satu lagi ikut keluarga di Ambon.

“Anaknya tidak ada yang sekolah. Mereka tak punya biaya,” kata Wa Abe (20), adik ipar La Piatu.

Empat anak kandung La Piatu adalah, Agus (16, Ambon), Ismail (12, pesantren), Yuni (8, ikut mertua) dan La Jaril (4, ikut mantan istri).

La Piatu, kata Wa Abe, jarang ada di rumahnya. Dia lebih sering kumpul dengan teman-temannya di luar. Apalagi semenjak bercerai dengan istrinya, tiga tahun silam. Kerjanya pun tak tentu. Kadang berkebun, kadang ikut kerja dengan orang, serabutan. “Sebelum pergi ke Samarinda dia sempat nanam singkong. Sampai sekarang belum dipanen,” kata Salfianti (21), suami Wa Abe.

Rumah La Piatu terletak persis di belakang rumah mertuanya. Rumah itu terbuat dari kayu dan sama sekali tak pernah tersentuh cat minyak atau pewarna apapun. Luas rumahnya cukup besar. Tapi, di dalamnya kosong. Tak ada perabotan apapun, layaknya rumah tinggal. Untuk memasak pun hanya ada besi, seperti yang biasa digunakan untuk membakar ikan.

“Dulu, waktu masih tinggal di sini, dia sering masak pakai kayu bakar,” tutur Anto—sapaan akrab Salfianto, ketika mengantarkan ke rumah La Piatu di belakang rumahnya.

La Piatu sebenarnya baru berangkat ke Samarinda 2 minggu lalu, tepatnya tanggal 3 Mei silam. Keluarganya di Balikpapan, baru tahu kabar kematiannya Minggu lalu sekira pukul 02.00 Wita, dini hari. “Waktu itu jenazahnya dalam perjalanan ke sini,” imbuh Wa Abe.

Berita kematian La Piatu cepat menyebar. Orangtua, istri dan semua kerabatnya berdatangan ke Jl PDAM. Pagi hari, jenazah La Piatu dimandikan. “Semua keluarga ikut mengantar ke pemakaman,” tuturnya.

La Piatu tewas dibunuh oleh temannya sendiri, Sabtu (17/5) lalu. Penyebabnya sepele, pelaku pembunuhan bernama La Atu alias Taufik (27) marah karena dia disinggung oleh korban. La Piatu tewas dengan cara mengerikan. Lima luka tikam menghiasi dada, pinggang dan lehernya. Kepalanya juga bocor gara-gara dipukul balok berkali-kali oleh Taufik.

Wa Abe berkisah, dia jarang bertemu dengan La Piatu. Dulu, waktu belum bercerai dengan kakaknya, dia sering bertemu. Tapi, sekarang, paling dua hari sekali. La Piatu, kata Wa Abe, sebenarnya tak suka ribut. Tapi, katanya, orang itu sering ngomong ngawur.

“Ya, hanya omongannya aja yang ngawur. Tapi orangnya baik kok. Kalau dipukul, dia paling diam saja tak melawan,” ujar Wa Abe yang diamini Anto.

Wa Abe dan Anto, tak merasakan kesedihan yang mendalam ditinggal La Piatu. Pun begitu dengan Yuni. Sore itu dia tampak riang di rumahnya. Yuni sendiri, meskipun tinggal dengan neneknya, juga tak bersekolah. “Neneknya juga tak ada uang,” kata Wa Abe. (*)
Diposting oleh ikram (qra) Label:
Istri Ferry setelah Kasus Perampokan Suaminya Ramai Didatangi Polisi, Tegar dan Bertahan Demi Anak Ikram al Qadrie “SAYA kaget sekali, Mas. Kejadian itu benar-benar di luar dugaan. Saya tak pernah menyangka dia akan senekat itu. Sebelumnya, tak ada firasat apa-apa. Saya dengan dia masih bertemu Selasa lalu, saya yang memasukkan barang-barang kebutuhannya ke dalam tas ransel yang dia bawa. Semua berjalan biasa saja” Rumah beton itu sederhana. Ada pagar seng yang menutupi sebagian teras depannya. Terletak di perkampungan di Jl Dahor, Karang Anyar, Balikpapan Barat. Ruang tamunya tak terlalu luas. Ada meja makan yang menyatu dengan ruang tamu. Lemari besar yang berisikan gelas dan piring-piring hias disusun rapi di dalam lemari yang diletakkan di salah satu sudut ruang tamu. Ada juga kursi dan meja yang disiapkan untuk tamu. Rumah sederhana itu milik orangtua Ferry David, pelaku perampokan uang milik BNI 46 Sabtu (3/5) lalu. Di sana, hanya ada seorang wanita dan anak lelaki berumur sekitar 6 tahunan. Mereka adalah istri dan anak lelaki Ferry. Post Metro bertandang ke rumah itu Senin (5/5) siang kemarin. Waktu itu, anak lelaki Ferry baru saja pulang dari sekolah. Dialah yang membukakan pintu rumah. Begitu melihat ada dua orang tak dikenal di depan pintu, mulutnya langsung memanggil ibunya yang berada di dalam. Istri Ferry keluar, beberapa saat kemudian. Wanita itu berkulit putih. Posturnya sedang. Dia berasal dari Bandung. Menikah dengan Ferry pada 2008 lalu dan baru dikaruniai satu anak. “Masuk, Mas. Duduk aja, saya nyiapin makan dulu ya. Anak saya baru pulang dari sekolah. Kelaparan,” katanya, sembari membukakan pintunya lebih lebar lagi. Hampir 10 menit menunggu di ruang tamu, wanita itupun selesai dengan pekerjaannya. Sementara anaknya makan di dalam, dia keluar menemani kami. Semula, dia agak terkejut ketika tahu tamunya adalah wartawan. Tapi, beberapa kejap kemudian, dia bisa mengendalikan diri. Sesekali, anaknya yang sedang makan di dalam keluar dan bergabung di ruang tamu. Tapi, segera disuruhnya masuk lagi ke dalam. “Saya nggak mau dia tahu. Kasihan dia, sudah dua hari nanyakan bapaknya terus,” katanya. Istri Ferry orangnya ramah. Dia amat welcome dengan siapapun yang datang. “Saya didatangi orang terus, Mas. Polisi, intel, orang reskrim dan sekarang wartawan,” katanya. Meskipun sambutannya hangat, tetapi istri Ferry menolak difoto dan menyebutkan namanya. “Mas, saya hanya minta tolong itu saja. Saya masih harus melanjutkan hidup. Anak saya masih harus sekolah dan saya yang mengantarkan dia. Jadi, tolong jangan foto saya,” pintanya. Istri Ferry menceritakan, dia terakhir bertemu suaminya pada Selasa lalu. Ibu Ferry sakit dan sekarang di RS Pertamina Balikpapan, jadi Ferry izin pulang ke Balikpapan dan menengok ibunya. Itupun hanya satu hari saja, setelah itu, Ferry kembali ke Penajam. Menurut istri Ferry, suaminya itu nekat merampok karena sakit hati dipindahkan ke Petung, Penajam Paser Utara (PPU). Ferry dekat dengan anak semata wayangnya. Setiap hari dia mengantar anaknya itu ke sekolah, les bahasa Inggris dan les privat lainnya. “Saya juga nggak tahu pasti, suami saya itu nggak mau cerita ke saya kalau lagi ada masalah, apalagi soal kerjaan. Dia paling nggak mau bahas. Tapi, dia punya teman di kantor, yang menjadi teman curhatnya,” katanya. Wanita itu sempat memanggil teman Ferry itu. Tapi sayang, ketika dihubungi dia sedang berjaga di Bank BNI 46 yang hanya berjarak sepelemparan batu dari rumah Ferry. Semula, percakapan berjalan santai. Di tengah obrolan, tetangganya datang dan juga ikut bergabung. Tetangga istri Ferry itu berjilbab. “Dia yang kasikan saya koran tentang kasus suami saya. Pertama saya nggak tahu sama sekali. Waktu baca koran, saya langsung drop. Pingsan. Tadi, waktu ngantarkan anak saya, rasanya malu banget. Tapi, saya kuatkan saja, saya harus tegar demi anak,” tuturnya. Waktu hari pertama berita tentang Ferry keluar di media massa, istrinya belum tahu kabar tentang suaminya itu. Dia masih lenggang-kangkung dan tak punya firasat apa-apa. Hari Minggu lalu, ketika dia keluar dari rumah, ramai tetangganya berkumpul di dekat rumahnya. Mereka sibuk membincangkan sesuatu. Tapi, dia tak tahu kalau dialah yang menjadi bahan pembicaraan. “Saya cuek saja, Mas. Lewat depan tetangga. Seolah nggak ada apa-apa. Tapi, sekarang pun saya sudah nggak apa-apa kok. Semuanya sudah terjadi. Ini resiko. Kalau ada tetangga yang nanya, saya siap jelaskan kok,” ucapnya. Tetapi, setangguh apapun dia, tetap saja naluri wanitanya tak bisa dihilangkan. Ketika sudah membahas masa depan anaknya, matanya langsung berkaca-kaca. Tapi air matanya tak sampai jatuh. Wanita itu benar-benar tegar. “Hujan pasti akan berhenti. Begitu juga dengan masalah ini,” ungkapnya. (*)
Diposting oleh ikram (qra) Label:
Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates