Hujan Deras, 3 Tewas

Dua Tertimbun Longsor, 1 Terjun ke Sungai

BALIKPAPAN – Hujan deras selama 2 jam yang mengguyur ‘Kota Beriman’ Selasa (9/7) pagi kemarin memakan korban. Tiga orang tewas mengenaskan. Satu korban bernama Yunus Tibe alias Ibe. Dia tewas setelah terjun ke parit di dekat rumahnya. Dua korban lainnya adalah warga Jl Martadinata kelurahan Mekar Sari RT 63, Balikpapan Selatan, Gerald Jean Hutagalung (7) dan Neil Hutagalung. Keduanya merupakan kakak beradik. Mereka mati lemas setelah tertimbun longsor yang menerjang rumahnya.

Ibe (39) merupakan warga RT 08 No 04 l Banjar, Gunung Sari Ilir. Lajang itu mengidap stres sejak satu tahun silam. Ibe tewas tenggelam setelah terjun ke parit besar di belakang Toko Utama. Mayatnya ditemukan di Jembatan Mariati.

Kejadiannya sekitar pukul 08.30 Wita. Menurut keterangan keluarganya, semula Ibe bermain-main di belakang rumahnya yang terendam banjir. Saat dia sedang bermain, keluarganya yang lain sibuk membersihkan rumah.

Bosan main di rumah, Ibe akhirnya keluar. Dia berjalan sendirian menuju jembatan di belakang Toko Utama. Di situ, Ibe sempat berdiri dan memandangi parit di bawahnya. Lalu, dia naik ke pagar jembatan. Dia turun ke parit melalui pagar. Ketika sudah dekat di parit, dia langsung terjun.

Ada seorang warga yang sempat menarik tangannya dan berusaha menarik ke atas. Tapi, Ibe berontak. Dia malah melepaskan tangan orang yang berniat menolongnya. Jenazah pria malang itu ditemukan di kawasan Jembatan Mariati.

Kejadian yang menimpa Gerald dan Neil sedikit berbeda. Dua bocah itu tertimbun tanah longsor hidup-hidup. Ketika kejadian, Gerald sedang nonton televisi di ruang tengah rumahnya. Sementara Neil masih tidur pulas di kamarnya.

Gerald adalah murid TK yang sedianya akan dimasukkan ke SD Kartika V tahun ini. Sedangkan Neil tahun ini naik kelas IV di SD Kartika V. Bocah itu ditemukan pertama kali oleh tim pencari yang terdiri dari Brimob, TNI dan Polisi serta anggota SAR Balikpapan. Dia ditemukan dalam posisi tertelungkup. Menurut tim pencari, tubuh Gerald tertanam pasir dan bebatuan sedalam satu meter. Jasad Gerald ditemukan sekitar pukul 11.30 Wita.

Kurang dari satu jam kemudian, tubuh kaku Neil ditemukan tak jauh dari tempat Gerald ditemukan. Posisi tubuh Neil ketika ditemukan terlentang. Neil bertelanjang dada. Dia hanya mengenakan celana pendek. Ketika ditemukan, kondisi Neil terlihat lebih mengenaskan ketimbang adiknya. Selain tertimbun tanah longsoran setinggi 1 meter lebih, ada juga bebatuan yang beratnya puluhan kilogram menindih tubuhnya. Hal itu membuat evakuasi berjalan lambat.

Jenazahnya ditemukan sekitar pukul 12.15 Wita, tapi baru satu jam kemudian bisa diangkat. Sekitar pukul 13.10 Wita, tim pencari berhasil mengeluarkan jenazahnya dibantu eskavator mini milik Departemen Pekerjaan Umum (DPU).

Poskamling yang letaknya berdekatan dengan tempat jenazah ditemukan terpaksa dibongkar untuk memudahkan eskavator menyingkirkan tanah dan bebatuan di sekitar jenazah Neil. Mayat Neil langusng dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda Kaltim untuk divisum.

Informasi yang berhasil dihimpun harian ini, peristiwa nahas itu berlangsung dalam hitungan detik saja. Waktu persisnya kejadian, menurut Rotua Johannes Mulia Hutagalung, ayah kandung Gerald dan Neil, sekitar pukul 07.30 Wita.

Rotua menuturkan, pada jam tersebut dia berada di ruang tengah, bersama Gerald yang sedang menonton televisi. Dia memang sudah waspada dengan ancaman longsor. Gerald yang berada di sampingnya dipegang erat-erat.

Pada saat tanah longsor menerjang rumahnya, dia sempat memeluk Gerald. Tapi, ketika banyak tanah dan batu yang menghantamnya. Pegangan tangannya melemah. Apalagi ketika lemari di ruang keluarganya terjatuh dan menimpanya. Tangannya langsung terlepas dan dia kehilangan anaknya.

“Saya sendiri terendam sampai ke dada. Saya sungguh tak bisa lagi berbuat apa-apa. Saya sudah berusaha,” kata ayah dua orang anak itu.

Rotua menuturkan, ketika berhasil menyelamatkan diri dari rendaman tanah, dia langsung berdiri dan berusaha mencari anaknya. Dia sempat mendengar erangan Gerald. Anaknya itu tertimbun lemari. Dia berusaha menggali. Tapi, bebatuan yang besarnya hampir seukuran badannya membuat dia tak bisa berbuat banyak.

Neil tertimpa longsor ketika dia sedang tidur pulas di kamarnya. Tim pencari dari Yonif 600 Raider yang ditemui menuturkan, di bawah tubuh Neil ada ranjang yang digunakannya. Dia juga tertimpa besi beton besar yang jatuh dari rumah yang terletak di atas bukit.

“Masih simpang siur, tak jelas benar asal batu itu dari mana,” kata salah seorang anggota polisi yang ikut melakukan pencarian.

Jenazah Gerald dan Neil akan disemayamkan di rumah kerabat mereka di Karang Rejo. Di sana, kedua orangtua Gerald dan Neil sudah menunggu. Tempat penyemayaman juga sudah disiapkan. Menurut keterangan beberapa keluarga Rotua, rencananya dua kakak beradik itu akan dimakamkan Rabu (hari ini, Red.).

Wawali H Rizal Effendi sempat datang ke lokasi longsor untuk melihat proses pencarian jenazah. Rizal menuturkan, dirinya meminta warga waspada , kosongkan lahan sangat rawan.

“Longsor ini adalah imbas dari hujan yang sangat luar biasa,” katanya.

Rizal menambahkan, pihaknya akan melakukan pembenahan lingkungan dan meminta kepada warga agar tidak membangun rumah di kawasan rawan longsor.

“Daerah itu memang rawan longsor,” tuturnya.

Peristiwa nahas yang menimpa Gerald dan Neil itu menyegarkan kembali ingatan tentang longsor yang nyaris sama pada 1 September 2007 lalu di Telaga Sari. Lokasi kejadiannya juga tak terlalu jauh. Pada longsor tahun lalu lima orang warga Balikpapan tewas. Mereka adalah Hasanuddin (60), Nida Anisa ( 12), Joni Sembayang (62), dan Jumadi (43) dan Hj Nurlia (49).

Pada peristiwa setahun silam itu, intensitas hujannya tinggi sekali. Data BMG menunjukkan, Balikpapan diguyur hujan selama 12 jam. Sedangkan pada pagi kemarin, lama curah hujan ‘hanya’ 2 jam. Dengan rata-rata 50 mm/jam. Hujan terderas terjadi di antara pukul 07.00 Wita sampai 09.00 Wita.

PUKUL LONCENG

Beberapa menit sebelum longsor hebat yang menerjang rumah Rotua Johannes Mulia Hutagalung, lonceng tanda bahaya sempat dibunyikan oleh warga. Pada saat lonceng itu dibunyikan, banyak warga yang keluar dari rumahnya.

Menurut beberapa warga, lonceng di poskamling dibunyikan bila hujan yang mengguyur semakin deras dan rawan longsor. Lonceng berbunyi atas perintah Ketua RT.

“Kalau tak salah, saya sempat lihat mereka (Rotua sekeluarga, Red.) keluar dari rumah. Tapi, pas mereka masuk lagi, baru longsornya datang,” kata salah seorang warga.

Beberapa warga bahkan menyebutkan bahwa dirinya mendengar ada suara keras sebelum longsor terjadi. Nah, ketika mendengar bunyi keras itulah, beberapa warga langsung membunyikan kentongan.

Pantauan Post Metro, ketika jenazah sudah berhasil ditemukan, beberapa tim pencari langsung bersiap-siap pulang. Sisa reruntuhan rumah dibersihkan sendiri oleh warga di lokasi kejadian.

Lokasi tanah longsor itu memang rawan sekali. Ada jalan aspal yang menghubungkan ke lokasi longsor. Tetapi, jalan aspalnya terjal dan menukik sekali.

Dari jalan masuk, letak rumah Rotua sekira 150 meter di sebelah kanan jalan. Rumah itu semi permanen. Dibuat berpetak-petak. Di samping sebelah kiri (jika membelakangi rumah Rotua, Red.) ada bukit yang lumayan tinggi. Tepat di atas bukit itu ada rumah. Diduga, bukit itulah yang longsor dan menimpa rumah Rotua. Ada beberapa keluarga Rotua yang juga tinggal berdekatan dengan Rotua.

TIM GABUNGAN

Ratusan orang terjun melakukan pencarian jenazah Gerald Hutagalung dan Neil Hutagalung, dua kakak beradik yang menjadi korban longsor. Semua instansi baik TNI, Polisi dan pemerintahan menurunkan personelnya.

TNI menurunkan 49 orang anggota Yonif 600 Raider yang berbasis di Manggar, Balikpapan Timur. Polisi menerjunkan anggota dari 30 anggota Brimobda Kaltim dan 30 personel Satsamapta Polresta Balikpapan. Tim SAR dan unit pemadam kebakaran juga tak mau ketinggalan. Dua unit mobil pemadam bersiaga di lokasi kejadian bila diperlukan.

Pencarian memakan waktu empat jam lebih, sejak pukul 09.00 Wita. Dibantu warga, tim pencari akhirnya berhasil menemukan dua korban tewas yakni Gerald dan Neil Hutagalung. Neil terakhir kali ditemukan. Tubuhnya tertindih batu pondasi besar dan tanah bercampur lumpur setinggi satu meter lebih. (qra/bai/bm-5/moe)

Diposting oleh ikram (qra) Label:

0 komentar:

Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates