Sunday, December 21, 2008 di Sunday, December 21, 2008 |  
SATU per satu dedengkot Jawa Pos (JP) membagi-bagikan ilmunya. Kamis malam lalu, giliran Doan alias Dos yang memberikan kelas. Di JP, Dos termasuk baru. Dia masuk menjadi wartawan pada 2002 lalu. Kini, dia punya jabatan yang cukup mentereng, Kepala Kompartemen Metropolis. Halaman paling bergengsi milik Jawa Pos. Kelas dimulai sekitar pukul 21.30, atau beberapa saat setelah Dos selesai merampungkan semua pekerjaannya. Metropolis sendiri deadline pukul 21.00. Dos umurnya masih muda. Meski terkesan sedikit kaku saat memberi kelas, tetapi beberapa bocoran ilmu yang dia sampaikan sungguh amat berguna. Dia membuka kelas dengan pertanyaan singkat. Sembari memegang bundelan koran Metropolis, Dos bertanya, apa yang menurut kami menjadi ciri khas dari Metropolis. Pertanyaan lain, apakah ada sesuatu di dalam Metropolis yang tak dimiliki koran halaman kota di daerah. Beberapa orang bilang, halaman JP terlalu santai. Banyak berita ringan dan tak menempatkan porsi politik di halaman depan Metropolis. Dos tertawa mendengar semua alasan itu. Bukan tawa mengejek. Tapi dia mengaku senang dengan semua alasan yang disampaikan. Semua pertanyaan dijawabnya. Disebutkannya, Metropolis tak melupakan keaktualan dan kehangatan berita. Dos berpendapat, berita politik membuat orang jenuh. Untuk menyiasati agar orang tak jenuh, dia punya rumus sendiri. Caranya, menempatkan berita ringan bertema hiburan di halaman depan Metropolis. Gunanya untuk membuat halaman itu lebih hidup dan bervariatif. Berita yang bersifat serius tetap diakomodir di halaman depan Metropolis, tetapi untuk gambar utama, dia mengutamakan sesuatu yang soft dan enak untuk dilihat. “Politik ada tempatnya sendiri. Di halaman dua Metropolis,” kata Dos. Doan lantas memberikan pertanyaan. Pertanyaannya satu saja, tetapi ada banyak jawaban yang disampaikan oleh 8 peserta magang. Dos bertanya, sebenarnya apa itu jurnalisme? Beberapa jawaban disampaikan. Ada yang bilang, jurnalisme adalah menyampaikan kebenaran, memberikan informasi dan membuat orang menjadi tahu. Pada dasarnya, semua jawaban yang disampaikan benar. Itu merupakan makna besar dari jurnalisme. Tetapi, apakah hanya itu arti dari jurnalisme. Menurut Dos, jurnalisme memiliki makna yang luas. Hiburan juga jurnalisme. Meskipun memiliki banyak makna. Tetapi, tujuannya tetap satu, membuat orang menjadi tahu dan menyampaikan informasi yang benar kepada pembaca. Namun saat ini, hiburan pun menjadi salah satu bagian dari jurnalisme. “Berita hiburan akan membuat koran lebih hidup,” ucapnya. Hal lainnya, ketika dipercaya memegang Metropolis, Dos meminta agar halamannya dibebaskan dari iklan. Kenapa? Jawabannya simple saja, tetapi sungguh memiliki arti. Halaman yang baik harus memiliki ciri khas. Kalau setiap saat komposisi berita dan halaman selalu berubah-ubah karena iklan, ciri khas halaman tersebut tidak akan pernah muncul. Satu solusinya adalah, membebaskan halaman dari iklan. Kalaupun tak memungkinkan, Dos rupanya masih menolerir iklan yang berukuran kecil. “Yah, kalau hanya iklan kecil di pinggir mungkin tak masalah. Tapi jangan setiap hari,” tuturnya. Masih ada beberapa hal lain yang menjadi ciri khas dari Metropolis. Dos menyebutnya dengan celotehan khas Surabaya. Menurutnya, untuk membuat pembaca merasa akrab dengan korannya, dia harus menampilkan sesuatu yang akrab di telinga warga. Kalau di Surabaya, yang akrab, ya kutipan bahasa Jawa di dalam berita. “Kutipan khas Jawa di Metropolis membuat warga Surabaya lebih akrab dengan koran ini,” katanya serius. Jika rumus Dos tentang celotehan khas itu diterapkan di Balikpapan. Rasanya kita musti berpikir lebih panjang untuk mencari, bahasa apa yang kira-kira bisa merekatkan Post Metro dengan pembaca. Kita sama tahu, Balikpapan merupakan kota pendatang. Siapa warga asli Balikpapan? Ahh…jadi ingat dengan Mas Ono, komandan kriminal yang kerap menggunakan celotehan Jawa di dalam berita. Saya setuju. Itu tidak salah. Sebagai kota pendatang, Jawa menjadi penyumbang pendatang terbesar. Selain semua yang disebutkan di atas, ada hal lain yang juga tak kalah menarik. Menurut Doan, salah satu jurus ampuh untuk memikat pembaca adalah menampilkan berita lucu yang (sekali lagi) menghibur. Dos memberikan contoh. Bila reporter melakukan wawancara dengan pelawak, pasti ada ucapan-ucapan lucu yang dilontarkan sang pelawak. Kalimat-kalimat lucu itu harusnya dimasukkan dalam tubuh berita. Bahkan kalau bisa, jadikan dia sesuatu yang menonjol dan memancing tawa pembaca. “Dulu, kami punya kolom khusus di kirian yang menampilkan berita-berita lucu. Beritanya tak harus peristiwa hangat. Tapi, bisa kejadian unik yang didapatkan oleh reporter saat meliput. Dikemas dengan bahasa menarik dan lucu, itu akan menarik minat pembaca,” katanya. Mungkin cukup itu dulu, hal lainya akan dijelaskan dalam laporan lainnya. Terima kasih untuk teman-teman yang merasa mendapat sesuatu dari dalam sini. Kalau pun tak ada yang didapat, setidaknya saya masih merasa bersyukur ada yang membaca ini. (ikram)
Diposting oleh ikram (qra) Label:

0 komentar:

Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates