Fenomena ”Dukun Cilik” Ponari sampai ke Balikpapan (2/habis) Dapat Air Dua Gelas, Niat Sembuh Datang dari Allah Suyono pergi ke Jawa untuk berburu air “dukun cilik” Ponari bukan tanpa perhitungan. Dia punya banyak keluarga di Jombang. Rumah kerabatnya di kecamatan Ngorok, kabupaten Jombang hanya berjarak 25 kilometer dari dusun Ponari di Kedungsari, kecamatan Megaluh. SETELAH mendapat kabar tak mengenakkan dari dokter tentang hasil laboratoriumnya, Pak De terlihat tak seperti biasanya. Dia tak banyak omong di rumahnya. Perilaku tak biasa itu kemungkinan besar disebabkan saran dokter bahwa pria paruh baya itu harus melakukan operasi untuk mengobati ginjalnya. Suatu malam, setelah beberapa hari tak mengenakkan di rumah kayunya, Pak De tersentak dari duduknya saat sedang menonton berita di televisi. Seorang dukun cilik kebanjiran order. Tak tanggung-tanggung, puluhan ribu pasien datang ke rumah dukun cilik itu untuk meminta air mujarab dari batu petir milik bocah bernama Ponari itu. Hari pertama melihat berita tersebut, Pak De masih belum bergairah. Tapi, pikirannya mulai sedikit berubah setelah dia menyaksikan bahwa berita dukun cilik itu terus-menerus ditayangkan di televisi. Pak De sedikit terusik. Dia pun mulai menimbang untung-ruginya pergi ke Jombang atau mengikuti saran dokter, melakukan operasi. Setelah berdiskusi dengan beberapa orang tetangganya, terutama istrinya, Suyono akhirnya memutuskan pergi ke Jombang. Selain hasil diskudi dengan tetangga dan istrinya, ada hal lain yang membuat pria itu merasa yakin dengan kemampuan batu petir berbentuk kapak milik Ponari. Di dalam kepercayaan Jawa, memang ada semacam cerita tentang batu petir yang berkhasiat. Pak De lantas ingat dengan seorang kawannya yang disebut-sebut punya batu petir serupa, tapi tak seheboh Ponari. Akhirnya, setelah memantapkan hati dan menjebol uang tabungan, Pak De mem-booking tiket pesawat ke Surabaya. Tak mau terjadi sesuatu, Pak De sekaligus membeli tiket pulang pergi. Berangkat Minggu (8/2), rencananya Pak De akan pulang pada Sabtu (14/2), enam hari kemudian. Pak De menceritakan, dia sampai di Jombang malam hari. Dia tak ingin buru-buru, pergi mendatangi dukun cilik pembuat heboh itu. Yang pertama kali dilakukannya saat tiba di Jombang adalah mengumpulkan keluarganya. Mencari channel yang bisa menghubungkannya ke orang dekat Ponari. Tujuannya satu, bisa mendapatkan air “bertuah” Ponari tanpa harus mengantri berlama-lama. Link didapatkan. Setelah mengumpulkan hampir semua keluarga, akhirnya diketahui ada salah satu kerabat jauhnya yang jika dipilah-pilah masih ada hubungan keluarga dengan Ponari. Tak jelas benar bagaimana bentuk hubungan keluarganya, tetapi kerabat Suyono itu berjanji memberikan air celupan batu petir Ponari, sebelum tiket pulangnya ke Balikpapan hangus. Pak De baru berangkat ke rumah Ponari Senin (9/2) malam. Dia sengaja datang malam hari ke rumah dukun cilik itu, karena menyangka tempat itu akan sepi pasien. Tapi dia kecele. Malam hari di dusun Ponari seperti siang hari saja. Orang berlalu-lalang di pinggir jalan, tak pasti apa keperluannya. “Saya ke sana, persis hari nahas yang ada pasien meninggal itu. Tapi, pasien yang mati saat antre itu kan terjadi siang hari, saya ke sananya malam,” kata Suyono. Suyono rupanya masih belum puas jika hanya berharap pada kerabat jauhnya yang “katanya” punya hubungan keluarga dengan Ponari. Dia pun meminta keluarganya untuk mempertemukan dia dengan petugas TNI yang biasa menggendong Ponari saat sedang “bekerja” mencelupkan batu petir ke air pasien yang sedang antri. Permintaan Pak De bersambut. Dia diperkenalkan dengan seorang anggota TNI. Kepada anggota TNI itu, Pak De juga menitipkan agar diberi air celupan batu Ponari. Anggota TNI itu menyanggupi. Pak De tentu saja tak sekadar meminta tolong, dia memberikan sedikit uang “lelah” kepada anggota TNI tersebut. “Ndak usah saya sebutkan berapa nilainya, ya. Yang penting orangnya mau, gitu saja,” ucapnya. Suyono mengaku, dia sempat ingin antri dengan calon pasien-pasien yang lain. Tapi, para kerabatnya melarang dengan keras. Mereka trauma dengan kejadian tewasnya calon pasien dukun cilik itu. Suyono ingat benar, Kamis tanggal 12 kerabatnya yang dimintakan tolong mencarikan air bertuah Ponari datang ke rumahnya dengan tergopoh-gopoh. Dia datang sambil membawa air, sedikit keruh, di dalam gelas minuman dalam kemasan. “Ini air celupan batu petir Ponari,” kata Pak De, menirukan ucapan keluarganya tersebut. Jantung Suyono berdebar-debar. Dia antara percaya dengan tidak bahwa yang di tangannya itu adalah air mujarab yang khasiatnya membuat 4 orang tewas karena tergencet saat mengantri. Beberapa saat kemudian, datang kabar lagi dari anggota TNI yang sebelumnya juga dititipkan mengambil air sakti Ponari. Anggota TNI itu juga mendapatkan satu gelas air rendaman batu petir. Oleh Suyono, dua gelas air itu dia satukan dengan air di dalam botol Aqua isi 1 liter. Dicampur dengan air tawar biasa biar bertambah banyak. Lalu, sedikit demi sedikit air itu ditenggaknya. Air di dalam botol minuman kemasan isi 1 liter itu dia habiskan dalam dua hari. “Dalam perjalanan Jombang-Surabaya, air itu saya habiskan,” kata Pak De. Pak De mengisahkan, dia merasa sesuatu yang berbeda setelah menenggak habis air rendaman batu Ponari. Sakit di pinggangnya hilang. Pertama kali menenggak air, dia bangun pagi dengan tubuh segar. Bahkan, saat pulang kembali ke Balikpapan, Pak De seperti merasa tak ada masalah apapun dengan pinggangnya. Malam dia tidur dengan tenang. Bangun paginya pun badan terasa segar. “Saya ndak tau, apa ini sugesti atau apa. Tapi yang jelas, waktu minum air Ponari saya meminta kesembuhan dari Allah. Saya yakin bahwa semuanya datang dari Allah. Air Ponari, saya anggap sebagai perantara saja. Sama seperti dokter yang mengobati penyakit orang,” katanya, mantap. Kini, masih antara percaya dengan tidak, Pak De merasa bahwa penyumbatan pada ginjalnya telah sembuh. Dia tak menganggap kesembuhan itu karena meminum air milik Ponari. Dia hanya meyakini, bahwa Ponari hanyalah seorang anak yang ketitipan kemampuan untuk mengobati. Segala sesuatunya tetap kembali kepada Tuhan. (**)
Diposting oleh ikram (qra) Label:

0 komentar:

Visit the Site
MARVEL and SPIDER-MAN: TM & 2007 Marvel Characters, Inc. Motion Picture © 2007 Columbia Pictures Industries, Inc. All Rights Reserved. 2007 Sony Pictures Digital Inc. All rights reserved. blogger templates